Wednesday, June 5, 2013

Beranda » » Dian Pelangi Pamer Koleksi di Eropa, 2 Koper Busana Muslim Habis Terjual

Dian Pelangi Pamer Koleksi di Eropa, 2 Koper Busana Muslim Habis Terjual

Rabu, 05/06/2013 16:00 WIB

Dian Pelangi Pamer Koleksi di Eropa, 2 Koper Busana Muslim Habis Terjual

Arina Yulistara - wolipop


Dok. Arina Yulistara/Wolipop
Jakarta - Dian Pelangi merupakan salah satu wanita yang menginspirasi para muslimah dengan prestasi-prestasinya. Desainer dengan nama asli Dian Wahyu Utami itu kini tidak hanya dikenal di Tanah Air, tapi juga di beberapa mancanegara. Baru-baru ini, Dian telah memperkenalkan rancangannya ke beberapa negara di Eropa, seperti Belanda, Prancis, Australia, dan Jerman.

Wanita 22 tahun itu mengaku senang melihat masyarakat Eropa yang sangat antusias dengan busana muslim karyanya. Bahan-bahan dari tenun jumputan khas Indonesia serta batik muslimah rancangannya digemari oleh para pecinta mode di empat negara tersebut, bahkan semua busana muslim yang dibawanya habis terjual.

"Bawa tiga koper gede, dua koper buat jualan, semuanya laris, satu koper habis terjual di Den Haag. Mereka suka dengan batik, tadinya aku mau buka koper satu lagi tapi nanti di Hannover bagaimana, aku bawa juga 50 syal itu laku keras," jelas Dian saat media gathering di butiknya, Jalan Kemang Utara No. 51, Rabu (5/6/2013).

Dian bercerita, awal perjalanannya ke Eropa dimulai akhir April lalu di kota Paris, Prancis. Bersama Wardah dan Dewi Sandra, Dian mengerjakan proyek iklan. Wanita kelahiran 14 Januari 1991 itu terlibat penuh untuk busana-busana yang dipakai dalam proyek tersebut.

Tidak hanya itu saja, Dian memanfaatkan waktunya di sana untuk melakukan pemotretan koleksi terbarunya yang telah rilis kemarin di Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2013. Setelah 12 hari di Paris kemudian beralih ke Melbourne untuk fashion show pada pertengahan Mei di Melbourne, Australia. Ini merupakan penampilan keempat kalinya di Melbourne. Ia menampilkan 20 koleksi terbarunya dengan tema 'Ramadhan Rose' di acara 'Melbourne Souq' yang diselenggarakan oleh Young Indonesian Moslem Student Association (YIMSA).

Jelang akhir Mei, Dian melanjutkan perjalanannya ke Den Haag, Belanda. Di negara kincir angin itu, ia menggelar fashion show dalam acara tahunan yang diberi nama 'Tong Tong Fair'. Anggota APPMI itu menampilkan 12 koleksi terbaru dalam pagelaran busana tersebut. Dian mengaku sangat senang melihat respon warga Belanda yang menyukai hasil rancangannya. Bahkan ia sempat diminta tiga kali untuk menampilkan kembali karya-karyanya yang sesuai dengan minat masyarakat Belanda, seperti lining tebal, long dress, hingga coat.

Dian memang sudah mempersiapkan sebelumnya dengan matang. Ia telah melakukan observasi pasar internasional lebih dulu agar rancangan yang dihasilkan sesuai selera masyarakat Eropa. Usai dari Belanda, perjalanan desainer sekaligus fashion blogger itu berakhir awal Juni di Hannover, Jerman. Ia kembali menggelar fashion show di pesta rakyat tahunan, Landpartie Schloss Buckerburg. Dian pun sempat memberikan selendang batik kepada pangeran Alexander Schaumburg Lippe dan istrinya, Nadja.

Dalam acara tersebut, Dian mendapatkan pengalaman baru di mana masyarakat Jerman heran dengan hijab yang dikenakannya. Wanita lulusan Esmod itu menceritakan bahwa mereka mengira ia kedinginan sehingga memakai penutup leher dan kepala.

"Mereka mengira saya kedinginan makanya memakai hairpiece dan penutup leher, mereka memang tidak begitu mengenal Islam dan budayanya," tutur Dian.

Dian menuturkan, perjalanannya ke empat negara tersebut membuat pengetahuannya semakin luas. Banyak sekali pengalaman yang mengesankan. Bagi Dian, perjalanan yang paling membuatnya terkesan dan terharu adalah saat sedang di Paris. Ia bertemu dengan para hijabers dan banyak bercerita mengenai kesulitan mereka mengenakan hijab di Prancis karena peraturan pemerintahnya.

"Sempat nangis-nangis ya dengar mereka harus membuka jilbabnya saat di kantor, sekolah, ataupun saat kuliah. Mereka merasa tertekan seperti itu makanya saya sarankan untuk membuat komunitas hijab agar bisa memperkuat satu sama lain," paparnya yang saat itu mengenakan maxi dress dengan perpaduan putih dan hijau tosca.

Wanita kelahiran Palembang itu pun berharap Indonesia akan menjadi kiblat fashion busana muslim dunia pada tahun 2020. Taruna K. Kusmayadi, selaku ketua dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), merasa sangat bangga karena anggotanya bisa go-international. Taruna juga mengatakan bahwa Dian merupakan desainer yang sangat aktif di bidangnya.

"Asosiasi sangat bangga mempunyai desainer yang bisa berdiri sendiri hingga masuk ke pasar global," ujarnya saat media gathering.


(aln/aln)


Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi :
  • email : sales[at]detik.com


Silakan  atau daftar untuk mengirim komentar
Tampilkan Komentar di:        


Sumber: wolipop.detik http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656124/s/2cdd269c/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C0A50C1553580C22658190C2330Cdian0Epelangi0Epamer0Ekoleksi0Edi0Eeropa0E20Ekoper0Ebusana0Emuslim0Ehabis0Eterjual/story01.htm