Monday, September 2, 2013

Beranda » » Masuk Angin Boleh Dikerok, Asal...

Masuk Angin Boleh Dikerok, Asal...

Senin, 02/09/2013 18:37 WIB

Masuk Angin Boleh Dikerok, Asal...

Kiki Oktaviani - wolipop


Foto: Kiki Oktaviani/Wolipop
Jakarta - Kerokan merupakan alternatif untuk mengatasi masuk angin. Di luar pendapat medis boleh atau tidaknya dikerok, namun metode tersebut telah dipercaya sejak zaman nenek moyang kita sebagai solusi untuk menyembuhkan masuk angin atau flu.

Benar saja, banyak orang yang sembuh dari masuk angin berkat dikerok. Meski begitu, teknik mengerok tubuh harus dilakukan dengan benar.

Treatment Developer dari Martha Tilaar Day Spa, Mien Rogi menyarankan jangan menggunakan koin yang tajam ujung-ujungnya, sebaiknya gunakan koin besi. ""Pakai seribu baru, tapi jangan lupa disterilkan dulu," katanya, saat ditemui di Martha Tilaar Day Spa, Jumat (30/8/2013).

Teknik penempatan koin di tubuh juga harus dilakukan dengan benar, yaitu dengan cara sedikit miring atau tidur. Jangan berdiri, karena dapat melukai kulit.

"Gosok pelan-pelan di alur-alurnya atau di scapula, di sela-sela tulang rusuk. Biasanya angin masuknya di lewat situ," tambah Mien.

Dari warna hasil pengerokan bisa ditentukan keparahan masuk angin Anda. Jika warnanya sangat merah, berarti Anda sedang masuk angin parah. Tapi jika dilakukan berulang warnanya hanya pink muda berarti Anda tidak begitu bermasalah.

Setelah dikerok jangan langsung mandi, karena pori-pori masih terbuka. Lebih baik, membalurkan minyak hangat seperti minyak kayu putih ke tubuh, lalu minum jahe dan tidur. Esok harinya badan akan lebih segar. Namun bila tubuh masih belum fit juga, Anda dianjurkan tetap harus ke dokter.

(kik/kik)

Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi :
  • email : sales[at]detik.com


Silakan masuk atau daftar untuk mengirim komentar
Tampilkan Komentar di:        


Sumber: wolipop.detik http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656124/s/30b180e1/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A90C0A20C1837370C23473740C11350Cmasuk0Eangin0Eboleh0Edikerok0Easal/story01.htm