Friday, July 19, 2013

Beranda » » Makan Kalap Saat Sahur dan Buka Puasa, Awas Makin Gemuk dan Gampang Sakit

Makan Kalap Saat Sahur dan Buka Puasa, Awas Makin Gemuk dan Gampang Sakit

Jumat, 19/07/2013 16:01 WIB

Liputan Khusus

Makan Kalap Saat Sahur dan Buka Puasa, Awas Makin Gemuk dan Gampang Sakit

Eny Kartikawati - wolipop


dok. Thinkstock
Jakarta - Tidak sedikit orang yang merasakan kenaikan berat badan saat Ramadan. Secara logika seharusnya karena frekuensi makan berkurang, penambahan berat tak terjadi. Kenyataannya banyak orang yang tidak sadar pemicu mereka makin gemuk tak lain karena suka makan kalap saat sahur dan buka puasa.

"Saat berbuka puasa, orang cenderung lebih suka makan karbohidrat sederhana (nasi putih, mie instan) dan maunya cari yang manis. Karena terbiasa gula darahnya rendah (saat tidak makan dan minum), banyak makanan manis jadi tergoda. Saat mengonsumsi makanan manis, gula darah cepat naik, tapi cepat juga turunnya sehingga lebih cepat lapar. Membuat ingin makan lagi dan lagi," urai praktisi gaya hidup sehat yang kini mengasuh konsultasi diet & fitness di Wolipop, dr. Phaidon L. Toruan saat diwawancara beberapa waktu lalu.

Proses penurunan berat badan saat berpuasa sulit terjadi jika saat berbuka, Anda lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan kalori dibandingkan sayur dan buah. Bukan hanya makin gemuk saja, makan kalap saat sahur dan buka juga bisa menyebabkan Anda mudah jatuh sakit.

Praktisi Yoga dan Food Combining, Erikar Lebang, dalam buku terbarunya 'Food Combining di Bulan Ramadan' mengatakan makanan dengan konsentrasi lemak tinggi atau berbasis protein bukan yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur dan buka. Makanan-makanan tersebut sama seperti makanan yang terlalu lama diproses, padat tepung-gula, minuman berbasis susu, kopi, teh, sirup, soda dapat membuat sampah makin menumupuk di tubuh.

Makanan-makanan tersebut menjadi sampah karena sangat sulit dicerna oleh tubuh. Tumpukan sampah ini akan terakumulasi di usus besar dan terjebak dalam jangka waktu lama karena upaya pembersihan normal tubuh tidak mampu melakukannya.

"Sampah akan membusuk dan mengeras membuat harmoni usus besar perlahan-lahan terganggu. Pembusukan akan menghasilkan gas yang berbalik merusak sistem cerna, bahkan sels tubuh yang akhirnya mengganggu fungsi kesehatan secara menyeluruh," urai Erikar dalam buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas itu.

Oleh karena itulah Erikar menyarankan agar mereka yang belum pernah mencoba food combining, melakukan metode ini saat puasa. Berdasarkan pengalamannya, banyak pelaku combining yang merasakan hal lebih baik ketimbang saat mereka masih sahur dan berbuka dengan makanan tinggi lemak dan yang terlalu lama diproses.

"Badannya jadi seger seharian, energi melimpah, Kalau pertengahan puasa pilek, sakit lambung, sekarang nggak. Ada juga yang lapor mulutnya nggak bau," kata Erikar saat diwawancara melalui telepon Rabu (17/7/2013).

(eny/kik)

Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi :
  • email : sales[at]detik.com


Silakan masuk atau daftar untuk mengirim komentar
Tampilkan Komentar di:        


Sumber: wolipop.detik http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656124/s/2ee11cd2/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A70C190C160A1420C230A82530C8490Cmakan0Ekalap0Esaat0Esahur0Edan0Ebuka0Epuasa0Eawas0Emakin0Egemuk0Edan0Egampang0Esakit/story01.htm